Wednesday, April 18, 2012

Kenapa Kita Harus Berasuransi

Ada beberapa fakta kenapa kita harus berasuransi. Manusia tidak akan lepas dari sesuatu yang namanya resiko, seorang bayi yang baru lahir sekalipun tidak lepas dari resiko. Pada kenyataannya kita tidak dapat menghindari sebuah resiko namun kita dapat mentransfer resiko yang akan timbul kepada pihak lain yang dapat mengurangi atau mengganti dampak dari resiko tersebut, asuransi bekerja seperti ini. Dengan berasuransi maka kita telah mentransfer resiko tersebut kepada pemberi asuransi dengan kompensasi materiil yang setidaknya dapat mengganti dampak dari resiko. Banyak contoh yang dapat kita ambil dalam kehidupan nyata, seperti salah satunya meninggal dunia. Kita tidak dapat menghindar dari ajal yang terus membayangi kita kapanpun dan dimanapun, jika kita sebagai tulang punggung keluarga maka kita dapat mengurangi resiko tersebut apabila kita meninggal dunia yaitu dengan meninggalkan warisan yang dapat digunakan oleh keturunan kita dalam melanjutkan kehidupannya. Berikut beberapa alasan yang kuat kenapa kita harus berasuransi, terutama bagi kita yang tinggal di Indonesia.
  1. Indonesia adalah negara rawan bencana tertinggi versi UN-ISDR (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana). Negara kita adalah negara yang termasuk rawan gempa, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor dan kebakaran. 
    • Indonesia termasuk ring of fire (cincin api), dimana di Indonesia terdapat pertemuan tiga lempeng tektonik Eurasia, India - Australia dan Pasifik yang tersebar dari Timur dan Barat. Daerah rawan gempa ini seluas 40 ribu km dan 81% gempa yang pernah tercatat termasuk gempa terbesar di ring of fire.
    • Indonesia juga memiliki gunung - gunung berapi yang aktif dimana secara historikal, beberapa ledakan gunung berapi di Indonesia adalah termasuk ledakan gunung berapi terdahsyat di dunia. Letusan gunung berapi terbaru adalah letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010 yang melumpuhkan belasan kota disekitarnya. Dan dampak ini masih menghantui hampir setahun lamanya.
    • Penggundulan hutan, tingkat curah hujan yang tinggi, sistem reboisasi yang tidak berjalan dengan baik dibandingkan dengan jumlah pembukaan hutan menjadi lahan persawahan, industri atau perumahan menyebabkan Indonesia rawan banjir dan longsor. Beberapa fakta menyebutkan banjir di Nias Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Timur menimpulkan dampak kerugian trilyunan rupiah, puluhan ribu kepala keluarga dan ribuan rumah hancur dan terendam.
    • Jakarta adalah kota tertinggi jumlah kejadian kebakaran se Indonesia, tercatat 890 peristiwa kebakaran terhitung selama tahun 2011 atau sama dengan 15% dari penyumbang bencana di Indonesia. Terdapat 16.500 peristiwa kebakaran di 498 kota di Indonesia selama tahun itu.
  2. Masyarakat Indonesia yang relatif cenderung memiliki gaya hidup yang konsumtif dan berperilaku hedonis. Ini dapat dibuktikan dengan suksesnya peluncuran barang - barang elektronik dan otomotif di Indonesia. Indonesia adalah salah satu target pasar yang empuk untuk kategori barang - barang tersebut. Dengan demikian nilai investasi yang tersimpan di Indonesia masih terhitung relatif kecil ketimbang negara ketiga lainnya.
  3. Tingkat pengangguran yang tinggi. Tingkat populasi di Indonesia yang tinggi menyebabkan peluang kerja bagi penduduk produktif semakin kecil, apalagi Indonesia terkenal sebagai importir sembako di dunia. Pemerintah Indonesia lebih memilih menekan biaya import serendah - rendahnya ketimbang membuka pabrik atau menciptakan produsen - produsen lokal untuk mengolah hasil bumi negerinya sendiri. Dengan demikian maka ketergantungan perekonomian di Indonesia semakin tinggi kepada negara - negara produsen asal luar negeri. Jika sewaktu - waktu terjadi resesi ekonomi di dunia, maka Indonesia secara langsung akan merasakan dampaknya. Pendidikan yang kurang dan tidak merata juga menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat pengagguran di Indonesia, karena nilai persaingan yang rendah dengan negara - negara lainnya. Dengan kondisi seperti ini Indonesia memiliki potensi sebagai negara yang rentan terhadap krisis ekonomi dan juga berpotensi atas meningkatnya angka kriminalitas seperti pencurian, pembunuhan dan tidakan kekerasan lainnya yang dapat menyebakan hilangnya nyawa manusia.
  4.  Tingkat kesehatan di Indonesia termasuk yang terendah namun menyabet posisi tingkat kematian tertinggi di ASEAN. Kualitas dan gizi makanan tidak dan belum menjadi prioritas utama bagi keluarga di Indonesia saat ini, kebutuhan yang ingin serba cepat dan mudah adalah suatu pertimbangan efisiensi menurut mereka dalam pengadaan makanan yang akan dikonsumsi oleh keluarga mereka. Hal ini menyebabkan penduduk di Indonesia rentan terhadap penyakit dan memicu penyakit - penyakit menular dan jenis penyakit degenerasi berkembang dengan baik. Resiko kesehatan di Indonesia sangat memprihatinkan, begitu pula dengan kemampuan tim medis dalam menangani penyakit - penyakit yang timbul. Bahkan rasio kematian di Indonesia termasuk tertinggi di ASEAN, terutama tingkat kematian ibu dan bayi.
  5. Kehidupan politik yang tidak stabil. Suhu politik di Indonesia juga tidak banyak membantu dan mengarah kepada perbaikan, situasi politik di Indonesia mampu melumpukan perekonomian negara dan menggerogoti stabilitas nasional, seperti disintegrasi dan gampang dipecahbelah dan di-intervensi pihak manapun. Imbas politik di Indonesia yang sangat dahsyat terjadi pada tahun 1998 dimana huru - hara terjadi hampir merata di kota - kota besar di Indonesia dan diikuti oleh resesi ekonomi yang menyebabkan nilai mata uang rupiah anjlok sampai 12 ribu rupiah dari yang awalnya hanya 2000.
Dengan tingkat resiko, peluang dan penyebab resiko diatas, seharusnya kita menjadi lebih faham dan dapat bersikap lebih bijak serta antisipatif. Asuransi adalah salah satu solusinya. Dengan berasuransi berarti kita juga turut membangun Indonesia menuju negara yang sejahtera.

Secara awam asuransi bekerja sama halnya dengan arisan, sindikasi dana yang terkumpul dapan menutupi resiko dari para anggotanya, jika salah satu anggotanya tersebut membutuhkan bantuan atau sedang tertimpa musibah. Sistem ini telah berkembang lebih dari 1 abad lamanya dan kini banyak asuransi yang tidak hanya memberikan proteksi namun juga kesempatan untuk berinvestasi yang lebih dikenal dengan unit link.

Mari ikut membangun negara dengan berinvestasi yang aman dengan berasuransi. Sampai jumpa. (mfi)
Pin It!