Friday, March 29, 2013

Apa Kata Mereka Tentang Asuransi

Penyesalan yang paling menyedihkan pada saat kita kehilangan orang - orang yang kita cintai, bukanlah hanya hilangnya rasa kebersamaan dan kehilangan mereka secara fisik saja, tapi adalah kehilangan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang terbaik, baik itu sifatnya penghormatan, aktualiasasi dari rasa terima kasih atau balas budi atau yang sudah merupakan suatu kewajiban kepada orang - orang yang lebih tua semasa mereka hidup.

Berikut ini adalah beberapa testimonial pilihan dari sebagian prospek dan klien saya, seputar manfaat asuransi atau tentang pengalaman mereka dengan orang - orang yang mereka cintai.


Bapak HN, 37 tahun, Pegawai Negeri, Kampung Sawah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten - "Saya seorang pegawai negeri, saya senang menjadi pegawai negeri karena merupakan cita - cita saya sebagai pengabdian kepada negara. Kami berlima, saya, istri saya dan ketiga anak saya, usia anak saya yang paling kecil masih 1 tahun. Kalau pegawai negeri, kesejahteraan sosial dan kesehatan hanya diperuntukkan bagi 1 istri dan 2 orang anak, jadi anak saya yang paling kecil ini adalah anak swasta. Saya ingin dia (anak bungsunya) juga mendapatkan jaminan sosial dan kesehatan yang sama, bisa tumbuh dengan baik, mengenyam pendidikan yang berkualitas dan memiliki hak yang sama dengan kedua kakaknya. Walaupun istri saya bekerja di perusahaan swasta, namun masa depan anak - anak saya adalah tanggungjawab yang selalu ada dipundak saya sebagai ayahnya sampai dia (anak bungsunya) bisa mandiri."

Bapak S, 64 tahun, Pengusaha Mebel, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten - "Istri saya telah mengidap penyakit Diabetes Mellitus sejak 10 tahun yang lalu, saya ingin dia selalu sehat dan tetap ceria sama seperti pada saat saya bertemu dengannya. Saya tetap rawat dia walaupun dirinya (istrinya) tidak pernah ambil pusing dan mengeluh dengan penyakit yang dideritanya. Saat ini dia (istrinya) tidak pernah masuk rumah sakit, bisa beraktifitas seperti biasa dan tetap mengkonsumsi vitamin yang dapat mengontrol kadar gulanya dan hidup normal. Uang yang banyak tidak dapat membahagian saya, jika bagian dari kehidupan saya ada yang tidak merasakan kebahagiaan tersebut bersama - sama. Saya ingin dia memiliki asuransi kesehatan, namum sudah beberapa asuransi tidak bisa menerima pengajuan asuransinya, saya sudah merasa sudah cukup tua untuk bisa memberikan lebih dibandingkan pada saat saya masih muda dulu, oleh karena itu saya ingin ada asuransi yang bisa menjamin perawatan kesehatannya jika saya sudah tidak ada lagi."

Ibu J, 54 tahun, Pedagang Perabotan Rumah Tangga, Cinere, Jakarta Selatan - "Pada saat saya gadis, saya berangan - angan ingin punya suami pegawai negeri, yang waktu itu saya merasa menjadi istri pegawai negeri akan lebih terjamin hidupnya dengan adanya pensiun, namun jodoh adalah rahasia Allah SWT, saya akhirnya bersuamikan seorang ajudan pribadi dokter yang tidak memiliki pensiun dan berpenghasilan pas - pasan. Saya sendiri merintis usaha saya mulai dari pasar tradisional yang becek diemperan toko, sampai saat ini saya bisa menyewa toko yang besar. Saya ingin membuatkan asuransi untuk diri saya sendiri dan suami saya, saya ingin pada saat kami (saya dan suami) sudah tidak ada, ada sesuatu yang berarti untuk anak - anak dan cucu kami. Saya ingin punya pensiun, seperti harapan saya waktu masih gadis. Sebelum mas (penulis) datang ke toko saya, saya pernah menanyakan asuransi kepada pemilik toko yang saya sewa ini yang juga seorang agen asuransi, namun entah kenapa, pemilik toko tersebut menolak membantunya, saya terus berdoa kepada Tuhan untuk diberikan jalan, agar mimpi saya tersebut dapat terwujud. Entah kenapa besoknya, saya ditemukan dengan mas yang menawarkan asuransi, awalnya saya berpikir kalau mas itu anak buahnya sipemilik toko, ternyata bukan. Saya bersyukur kepada Allah SWT dengan ditunjukkan jalan dengan mudah untuk menggapai mimpi saya dan suami untuk memiliki pensiun."

Bapak MN, 41 tahun, Pedagang Perabotan Rumah Tangga, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten - "Saya sudah merasakan pahit dan senangnya hidup, saya tahu bagaimana rasanya sengsara. Diusia yang bisa dibilang diatas rata - rata saya baru menikah, saat ini anak saya baru satu dan berusia 1 tahun. Saya dulu adalah pedagang pasar malam, saya begitu sibuk untuk memperbaiki kehidupan saya sampai akhirnya saya memiliki sebuah toko di pasar ini. Dengan usia saya ini, saya ingin istri dan anak - anak saya hidup dengan berkecukupan jika saya sudah tidak mampu lagi bekerja atau sudah dipanggil Allah SWT. Bayangkan, pada saat anak saya berusia 25 tahun nanti, saya sudah berusia 65 tahun dan itu baru anak pertama, belum lagi anak kedua dan seterusnya, saya mau mengusahakan sesuatu yang terbaik (bagi mereka), seperti yang sudah saya usahakan, sebelum saya memiliki toko ini dengan keyakinan bahwa dengan memaksakan diri menyisakan keuntungan dari usaha saya yang saat ini bisa dibilang sudah jauh lebih baik, untuk jaminan masa depan mereka nanti. Ini tanggung jawab saya sebagai orang tua dan suami, saya tidak mau ikut terseret ke neraka, jika hidup mereka tidak pantas sepeninggal saya."

Ibu SI, 46 tahun, Single Parent dan Penjual Kerupuk, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten - Saya sudah setahun ditinggal suami karena menderita jantung koroner. Suami saya bekerja disuatu perusahaan kontraktor terkenal, yang telah mengerjakan banyak bisnis properti di Jakarta, semasa hidup saya, tidak terpikir oleh saya untuk berdagang kerupuk seperti sekarang ini. Hidup kami serba berkecukupan saat itu, anak kami yang pertama mampu melanjutkan sekolah sampai ke jenjang S1. Pada saat suami saya sakit hingga meninggal, segala biaya pengobatan ditanggung oleh kantor tempat suami saya bekerja, ini sangat meringankan Sekarang saya harus mencukupi kebutuhan rumah tangga dan memastikan kelanjutan pendidikan anak - anak saya. Saya berharap saya mampu menyelesaikan apa yan sudah suami saya usahakan untuk mereka (anak - anaknya). Saya ingin punya asuransi, tapi saat ini hidup saya, sangat pas - pasan, banyak yang musti saya pikirkan saat ini, sewa tempat usaha, uang kuliah dan sekolah anak saya dan uang makan sehari - hari. Nanti begitu saya sudah ada rejeki lebih baik, saya pasti menghubungi mas"

Bapak MZ, 70 tahun, Tidak memiliki pekerjaan tetap, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten -  "Usia saya sudah 70 tahun, saya punya 6 orang anak, istri saya sudah meninggal dunia lebih dahulu. Untuk bertahan hidup, saya membantu keponakan saya disini. Saya ingin anak - anak menghargai saya, selama ini saya hidup boros dan egois, tidak pernah memikirkan secara serius masa depan dan apa yang menjadi harapan mereka. Saat ini anak - anak saya sudah berkeluarga semua dan masing - masing berusaha untuk hidup layak. Saya merasa ini kesalahan saya. Setelah kamu jelaskan bahwa saya memiliki kesempatan untuk meninggalkan sesuatu yang bisa menjadi warisan untuk anak - anak dan cucu saya, walaupun tidak dalam jumlah yang banyak, saya langsung berniat untuk ikut berasuransi. Semoga sedikit yang saya tinggalkan itu, bisa menjadi amanah buat mereka. Saat ini saya mendapatkan 10 - 20 ribu perhari dari keponakan saya, saya ingin menyisihkan 250 ribu untuk ikut berasuransi tiap bulannya, untuk makan saya dapat dari keponakan saya, doakan saya terus sehat dan tetap bisa bayar asuransi dengan lancar."

Ibu C, 71 tahun, Pedagang Perabotan Rumah Tangga, Pasar Rumput, Jakarta Selatan - Pada saat dijelaskan kepadanya bahwa ibu C ini tidak bisa mengajukan asuransi lagi karena kendala usia, ibu C ini menyampaikan keinginan dan harapannya untuk masa depannya. "Saya ingin dikuburkan di kampung halaman saya, tentu ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya memiliki satu orang anak dan saya tidak ingin membebani anak atau keluarga dengan keinginan saya itu. Saat ini tiga kios yang saya punya, saya operasikan sendiri, anak tunggal saya ini belum terpanggil hatinya untuk meneruskan usaha saya dan tetap berusaha untuk memiliki penghasilan sendiri tanpa bantuan orang tua, padahal saya merasa sudah cukup tua dan ingin beristirahat dan memberikan kesempatan dari sisa hidup saya untuk mewariskan ilmu yang saya punya untuk anak saya ini." Akhirnya ibu ini mengajukan kepesertaan asuransi ini atas nama anaknya, tapi dia yang bayar, ide ini datang dari dia sendiri padahal saya sudah kehabisan akal saat itu dengan tekad ibu itu ikut berasuransi dan juga dengan keterbatasan usia si ibu, tapi ternyata niatan ibu tersebut ditolak oleh anaknya, karena merasa bahwa asuransi bukan merupakan solusi yang terbaik untuk ibunya dan sekali lagi ibu itu mengajukan ide untuk menabung 100ribu rupiah per bulan untuk dikelola oleh saya, sehingga uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai cita - cita ibu tersebut.

Akang T, 29 tahun, Pemilik Rumah Makan Padang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan - "Saya mau ikut asuransi, pertama - tama karena saya ingin keluarga saya memiliki tabungan, sebagai pedagang, penghasilan saya tidak tetap, pasti ada pasang surutnya dan pada saat saya sakit, saya tidak mau menyusahkan mereka. Saya sangat mencintai istri dan anak saya, bukan suatu jalan yang mulus untuk dapat meminang wanita yang saat ini menjadi istri saya dan kamipun dikaruniai rejeki seorang anak yang saat ini tumbuh sehat dan pintar. Saya ingin keadaannya selalu seperti ini. Yang kedua karena saya melihat adik saya sakit dan berobat di RSUP Jakarta Selatan dan semua biaya pengobatannya diganti oleh asuransi. Ini menguatkan saya untuk berasuransi, karena dengan cara ini saya bisa seperti apa yang saya mau. Adik saya menderita paru - paru, total biaya pengobatannya di rumah sakit selama 2 minggu mencapai 25 juta dan masih berobat jalan sampai sekarang. Saya membayangkan jika keadaan serupa menimpa saya, rumah makan saya akan tutup selama 2 minggu dan saya harus mengeluarkan biaya yang besar untuk biaya pengobatan saya."

Ibu ST, 52 tahun, Penjual busana muslim, Cileduk, Tangerang Selatan, Banten - "Saat ini, saya menjadi tulang punggung keluarga, suami saya tidak memiliki penghasilan tetap sedangkan 2 anak saya sedang menyelesaikan kuliah mereka. Saya ingin memiliki asuransi kesehatan, karena saya banyak memiliki pengalaman dari teman dan keluarga saya yang kehidupannya menjadi sulit setelah salah satu anggota keluarganya yang sakit, termasuk suami saya yang menderita jantung koroner dan akhirnya kehilangan pekerjaannya. Untuk tahap awal saya akan mengasuransikan kesehatan saya terlebih dahulu, nanti kalau rejeki saya terus membaik saya akan tambahkan nilai premi saya dan ikut dalam investasi. Buat saya, saat ini kesehatan saya adalah segala - galanya. Oleh karena itu saya agak detail untuk memastikan bahwa saya akan mendapatkan asuransi seperti yang saya inginkan dan segala sesuatu kedepannya sesuai apa yang mas jelaskan."

Masih banyak. testimoni yang bisa disampaikan, kurang lebih ada lebih dari 100 testimonial yang bisa dibagikan, namun dari 9 testimoni  diatas, saya bisa tarik satu kesamaan yaitu:
  1. Mereka yang memutuskan untuk berasuransi, adalah mereka yang merasa bertanggungjawab dengan masa depan dan kehidupan orang - orang yang mereka cintai.
  2. Mereka belajar dari apa yang mereka alami dan tidak ingin membuat kesalahan kedua, termasuk belajar dari pengalaman orang lain.
  3. Mereka yang memutuskan untuk berasuransi, adalah mereka yang memiliki itikad murni yang baik untuk keluarganya.
  4. Mereka yang memutuskan untuk berasuransi adalah mereka yang mampu menghargai apa yang telah mereka dapatkan.
  5. Masih banyak dari mereka yang mulai sadar untuk berasuransi dan berinvestasi, pada saat usia mereka telah lanjut.
Mudah - mudahkan yang membaca testimoni ini adalah bagian dari orang - orang yang memiliki semua yang positif dalam hidupnya dan sudah memikirkan masa depan sejak usia muda.

Semoga bermanfaat.

Pin It!

Sunday, March 24, 2013

Mari Merubah Cara Kita Menabung

Sebagai bangsa yang tinggal di negara yang berkembang, kita dianjurkan untuk hidup hemat, dan menabung adalah salah satu cara hidup hemat. Kekayaan tidak selalu diukur berdasarkan berapa besar penghasilan yang berhasil kita raih, tetapi juga berapa besar uang yang dapat kita tabung sebagai penunjang masa depan yang lebih baik. Orang yang berpenghasilan besar, belum tentu kaya jika tidak bisa mengatur anggaran belanjanya dan tidak menabung, sedangkan orang yang berpenghasilan pas - pasan memiliki peluang untuk menjadi kaya karena bisa mengatur anggaran belanjanya dan menabung.



Sebagian besar dari kita dalam menabung lebih sering menggunakan dengan rumus:

Income - Expenses = Saving

Maksudnya membelanjakan lebih dulu dari apa yang diterimanya, baru kemudian menabung. Dengan rumus seperti ini, yang menjadi prioritas dalam hidup adalah belanja dan menabung akan menjadi prioritas kedua. Sebagian kecil orang yang bisa disebut dewasa dalam membelanjakan uangnya, tidak akan mengalami masalah dengan rumusan ini, Cara menabung seperti ini tidak salah, karena memang dari kecil kita belajar menabung dengan cara seperti ini, sejak kecil waktu kita dikasih uang jajan, kita  dipesan oleh orang tua kita untuk menyisakan uang jajan yang kita terima untuk ditabung, tapi seringkali uang jajan kita habis semua untuk jajan. Bagi mereka yang masih kesulitan mengatur belanjanya, maka rumusan berikut adalah rumusan yang paling tepat untuk siapapun saat ini.

Income - Saving = Expenses

Mendahulukan menabung dari hasil yang diterimanya dan menyisakan sejumlah uang yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan belanja sehari - hari. Dengan rumus ini berarti memprioritaskan menabung ketimbang biaya belanja. Dengan rumusan ini, kemungkinan sisa uang belanja bisa ditabung kembali.

Jika rumus ini telah diterapkan dengan baik dan konsisten, maka tinggal mencari tempat mana yang cocok digunakan untuk menabung yang menguntungkan dan memiliki nilai lebih.

Untuk tingkat yang lebih lanjut dalam mengelola keuangan, rumus diatas bisa berevolusi menjadi seperti gambar berikut ini.


Penghasilan yang diterima disisihkan untuk membangun aset, selebihnya ditabung dan sisanya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari - hari, dari aset yang dibangun menghasilkan penghasilan yang bisa ditabung kembali dan dari sisa penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan sehari - hari jika masih ada sisanya bisa ditabung kembali. Ada kemungkinan untuk menabung lebih banyak ketimbang rumus yang pertama bukan?


Pin It!

Friday, March 15, 2013

Mengasuransikan Kesehatan Orang Tua Kita

Pernahkah terpikir oleh kita untuk membalas budi orang tua kita dengan menjamin kesehatan mereka diusia lanjut, seperti halnya usaha mereka menjamin kesehatan kita pada saat masih anak - anak? Memang benar ada banyak cara untuk membalas budi orang tua, yang mungkin kita tidak akan bisa menyamai apa yang telah mereka perjuangkan dan upayakan sejak kita lahir ke dunia sampai saat ini, namun salah satu solusi yang bisa digunakan untuk membuktikannya adalah dengan mengasuransikan kesehatan mereka, dengan mengasuransikan kesehatannya setidaknya dapat memberikan sedikit bantuan  bagi mereka untuk mendapatkan pelayanan yang layak diusianya.

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang biasanya terjadi pada manusia usia paruh baya hingga lanjut. Begitu banyaknya jenis penyakit degeneratif sehingga memungkinkan terjadinya penyakit degeneratif kompleks, yang tentunya akan membutuhkan usaha ekstra untuk menyembuhkannya.

Pada umumnya jaminan kesehatan bagi manula akan membutuhkan nilai premi yang cukup besar untuk dapat mencakup kebutuhan pengobatan secara memadai, jika hal ini belum terjadi maka pengajuan asuransi bisa dilakukan diusia muda dengan masa pertanggungan maksimum untuk manfaat pengobatan. Sedangkan jika orang tua kita sudah berusia diatas 50 tahun, maka kepesertaan bisa diusahakan dengan beberapa cara diantaranya:

  1. Menyesuaikan besaran premi dengan kebutuhan asuransi maksimum bagi mereka. Besaran premi akan mempengaruhi banyaknya manfaat dan besarnya nilai pertanggungan/tunjangan yang akan didapat dari tiap - tiap manfaat yang ada.
  2. Memprioritaskan kepada manfaat/tunjangan kesehatan atau rumah sakit saja dengan masa pertanggungan maksimal atau proporsional, sehingga besaran premi bisa ditekan sedemikian rupa.
  3. Mengikutsertakan kepada proteksi penuh pada jaminan kematian, biaya pertanggungan yang nanti diklaim dapat digunakan untuk mengganti biaya pengobatan yang ada.

Berikut beberapa Contoh Penyakit Degeneratif

  1. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau dikenal juga dengan nama penyakit Lou Gehrig. Penyakit yang menyebabkan melemahnya fungsi otot tubuh yang dapat menyebakan kesulitan menggerakkan anggota tubuh, seperti kesulitan berjalan. kesulitan berbicara, kesulitan makan dan kesulitan bernafas. Penyakit ini menyerang orang berusia 40 -  60 tahun.
  2. Alzheimer. Gejala umum penyakit ini adalah kesulitan untuk mengingat suatu peristiwa, emosi yang tidak terkontrol, lekas marah, kesulitan berbicara, kehilangan daya ingat jangka jangka panjang. Bagi penderita yang hidupnya bergantung kepada pengasuh, menuntut pengasuh dapat mengantisipasi efek sosial psikologis, fisik dan ekonomi selama merawat penderita penyakit ini atau penderita  membutuhkan terapi khusus atau pengobatan yang membutuhkan manajemen multidisiplin  Dengan spesifikasi dan resiko seperti ini maka penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit yang mahal. Penyakit ini menyerang orang diusia diatas 65 tahun.
  3. Parkinson. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat, memiliki gejala umum seperti tersendatnya gerakan anggota tubuh, gemetar dan kaku. Parkinson termasuk penyakit mahal, biaya pengobatan per pasien di Amerika mencapai USD 10.000/tahun atau sebesar 98juta rupiah. Penyakit ini dapat menyerang orang berusia diatas 40 tahun.
  4. Multiple System Atrophy (MSA). Penyakit ini dikaitkan dengan degenerasi sel-sel saraf di daerah tertentu dari otak. Ini degenerasi sel menyebabkan masalah dengan gerakan, keseimbangan, dan fungsi otonom lain dari tubuh seperti kontrol kandung kemih atau tekanan darah regulasi. Gejalam umum dari MSA adalah lambat, gerakan kaku seperti parkinson, kesulitan koordinasi gerakan dan keseimbangan, gangguan fungsi tubuh otomatis, mengakibatkan pusing atau pingsan saat berdiri, disfungsi ereksi, sembelit, kering mulut dan kulit, kesulitan mengatur suhu tubuh, mendengkur keras atau pernafasan yang tidak normal dan gangguan tidur dan masalah dengan kandung kemih termasuk urgensi, frekuensi, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, atau ketidakmampuan untuk buang air kecil (retensi). MSA lebih banyak menyerang laki - laki berusia 50 - 60 tahun.
  5. Niemann-Pick. Penyakit ini termasuk kelompok penyakit fatal pada gangguan metabolisme. Gejala penyakit ini berhubungan dengan pembesaran hati dan limpa ( hepatosplenomegali ) dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, limbung, kesulitan berbicara, gerakan mata yang cepat dan kejang - kejang, gangguan tidur, mengantuk di siang hari dan terjaga di malam hari. Penyakit ini juga dapat menyerang remaja.
  6. Aterosklerosis. Penyakit yang disebabkan penebalan dinding pembuluh darah akibat dari penumpukan lemak seperti kolestrol dan trigliserida. Aterosklerosis ini sebagian besar menyerang manula, namun dapat juga anak - anak usia dini.
  7. Progressive Supranuclear Palsy. Gejala umum PSP adalah kehilangan keseimbangan, berjalan dengan cepat dan tidak terarah menyebabkan tabrakan dengan benda atau orang didepannya, kesulitan berbicara dan mengedipkan mata, gangguan tidur dan sembelit. PSP menyebabkan kerusakan dan kematian volume tertentu otak.
  8. Kanker. Kanker disebabkan  pertumbuhan sel yang tidak diatur. Pada kanker, sel-sel membelah dan tumbuh tak terkendali, membentuk tumor ganas, dan menyerang bagian tubuh dekatnya. Kanker juga dapat menyebar melalui aliran darah. Kanker biasanya diobati dengan kemoterapi , terapi radiasi dan pembedahan. Kanker ini adalah penyakit yang banyak disebabkan faktor lingkungan seperti gaya hidup, alkohol, tembakau, kegemukan, infeksi, radiasi, polusi,  dan stress (90% - 95%) dan hanya 5% - 10% disebabkan oleh faktor keturunan. Penyakit ini memiliki kecendrungan menyerang manusia usia 50 - 75 tahun.
  9. Essential tremor.
  10. Tay-Sachs Disease.
  11. Diabetes. Diabetes mellitus, atau diabetes, adalah sekelompok penyakit metabolik di mana seseorang memiliki gula darah yang tinggi, baik karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau karena sel tidak merespon insulin yang dihasilkan. Tinggi gula darah menghasilkan gejala klasik poliuria (sering kencing), polidipsia (haus meningkat) dan polifagia (kelaparan meningkat). Diabetes menyerang manusia berusia diatas 40 tahun.
  12. Heart Disease. Penyakit kardiovaskular mengacu pada setiap penyakit yang mempengaruhi sistem kardiovaskular , penyakit jantung terutama, penyakit pembuluh darah otak dan ginjal , dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit kardiovaskular yang beragam namun aterosklerosis dan atau hipertensi adalah yang paling umum. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di dunia. Faktor resiko penyakit jantung: usia, jenis kelamin, tekanan darah tinggi, serum kolesterol tingkat tinggi,  merokok tembakau, konsumsi alkohol berlebihan, riwayat keluarga, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, faktor psikososial, diabetes mellitus, polusi udara. Diperkirakan bahwa 87 persen orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner adalah lebih dari 60 tahun dan lebih tua.
  13. Keratoconus.
  14. Inflammatory Bowel Disease (IBD).
  15. Prostatitis
  16. Osteoarthritis
  17. Osteoporosis. Penyakit tulang yang mengarah ke peningkatan risiko patah tulang. Dalam osteoporosis, kepadatan mineral tulang berkurang, mikroarsitektur tulang memburuk, jumlah dan protein dalam tulang yang berubah. Penyakit ini menyerang manusia diusia 75 tahun.
  18. Rheumatoid Arthritis. Atau lebih dikenal dengan rematik adalah gangguan inflamasi sistemik kronis yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibelitas (sinovial) sendi. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian dan menyebabkan kondisi yang sangat menyakitkan, yang dapat menyebabkan kerugian besar fungsi dan mobilitas jika tidak diobati. Penyakit ini menyerang manusia diusia 40 - 50 tahun.
  19. Huntington's Disease.
  20. Chronic traumatic encephalopathy.
  21. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Atau dikenal dengan penyakit paru - paru. Salah satu penyebab utama kematian keenam besar di seluruh dunia pada manusia diatas usia 40 tahun.
  22. Marfan's Syndrome.


Pin It!