Monday, July 21, 2014

Asuransi Prudential Raih Penghargaan Silver Champion

Jakarta - BPJS Kesehatan meraih penghargaan Gold Champion pada Indonesia WOW Brand 2014 untuk kategori Health Insurance. Penyerahan penghargaan ini dilakukan dalam acara Indonesia WOW Brand 2014 Government & Public Services Industry yang diselenggarakan oleh MarkPlus Insight dan Majalah Marketeers, Rabu (25/6) malam di Hotel Luwansa, Jakarta.

Direktur Hukum Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan, Purnawarman Basundoro yang mewakili BPJS Kesehatan menerima penghargaan yang diserahkan oleh Kepala BPOM RI, Roy A. Sparringa dan Chairman & Founder MarkPlus, Inc., Hermawan Kartajaya, Rabu (25/6) malam di Jakarta.

Selain BPJS Kesehatan, untuk kategori ini diberikan kepada Asuransi Prudential untuk Silver Champion dan Bronze Champion untuk Asuransi Bumiputera.

Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan, sangat berterimakasih atas penghargaan ini dan berterima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kepercayaannya sehingga BPJS Kesehatan dipilih sebagai asuransi kesehatan yang memiliki kredibilitas tinggi.

“Penghargaan ini menjadi cambuk untuk bekerja lebih giat lagi. Penghargaan ini buah dari kerja keras, tidak ada rekayasa, dan tanpa diduga sebelumnya,” katanya.

MarkPlus Insight pada tahun 2014 ini, kembali melakukan survei untuk mengukur popularitas dari kebijakan Instansi Layanan Publik yang ada di Indonesia dengan mengacu pada 5 aspek utama, yaitu : awareness, appeal, ask, act dan advocate.

Survei dengan metode random sampling ini dilakukan pada April sampai dengan Mei 2014 terhadap 1174 responden dengan rentang usia 25 – 50 tahun yang tersebar di 10 kota besar, yaitu : Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Semarang, Denpasar dan Palembang.

“Untuk kategori ini kami melakukan survei ini dengan menggunakan metode phone survey dan random sampling terhadap 1174 esponden dari 10 kota besar di Indonesia. Responden merupakan masyarakat umum, bukan Pegawai Negeri/BUMN/TNI-POLRI dan mewakili masyarakat kelas ekonomi A hingga C” ujar Hermawan.

Penghargaan Indonesia WOW Brand 2014 kategori Public Services ini diberikan kepada instansi-instansi publik yang memiliki kredibilitas tinggi yang dinilai dari aspek-aspek seperti awareness yang baik di masyarakat, kebijakan instansi yang paling disukai publik, dan tingkat kepercayaan dan rekomendasi publik terhadap instansi tersebut.

MarkPlus menggunakan metode penghitungan Purchase Action Ratio (PAR) dan Brand Advocacy Ratio.

Sumber: http://m.detik.com/news/read/2014/07/15/150210/2637724/727/bpjs-kesehatan-raih-penghargaan-gold-champion-of-indonesia-wow-brand-2014-dari-markplus

Pin It!

Sunday, July 20, 2014

Teknik Tai Chi dan Penjualan

Tai Chi Chuan (Taijiquan) is an ancient Chinese "internal" or "soft" martial art often practiced for its health-giving and spiritual benefits; it is non-competitive, gentle, and generally slow-paced. [1] Contrary to the Western concept of "no pain, no gain" one hour of tai chi actually burns more calories than surfing and nearly as many as downhill skiing, so it's definitely a veritable workout. [2] But that's just one of the many benefits! By increasing strength, flexibility, body awareness and mental concentration, tai chi can improve your health, too.

Sumber: Wikihow

Yang paling berbeda dalam jurus - jurus yang ada pada seni beladiri asal Tiongkok ini dibandingkan seni beladiri lainnya adalah:
1. Gerak yang pelan dan tenang, serta
2. Penggunaan tenaga lawan untuk menyerang balik lawan.

Artikel kali ini bukan tentang bagaimana jurus - jurus itu dimainkan tapi bagaimana menggunakan teknik dan filosofi Tai Chi dalam hubungannya menjual suatu produk dan jasa.

Seperti yang umum dan lazim digunakan dalam menjual adalah aktif, penjual akan banyak melakukan serangan - serangan yang sifatnya represif kepada prospek. Tidak ada yang salah dengan teknik itu, tapi terkadang dalam menghadapi prospek yang beragam sifat dan latarbelakangnya kita tidak melulu harus represif, bisa - bisa prospek malah akan kabur, defensif atau malah antipati dengan pendekatan yang sedang kita lakukan.

Belajar dari para penjual - penjual yang sukses mereka malah sering "closing" hanya dengan mendengarkan keinginan dan harapan serta kebutuhan si prospek.

Kita menggunakan jurus Tai Chi ketika sedang mendengarkan mereka dan dengan bersamaan kita menangkap kebutuhannya atau titik lemah dari keberatan prospek terhadap produk atau jasa yang kita akan tawarkan dan diikuti dengan solusi dari poin - poin yang telah prospek sampaikan.

Contohnya pada saat prospek menyatakan keberatannya terhadap proses klaim asuransi yang sepengetahuan mereka sulit dan sering tidak ada realisasinya. Setelah informasi keberatan yang mereka terima kita bisa langsung menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat menggunakan data - data aktual dan informasi - informasi seputar penolakan klaim yang prospek sampaikan.

Dengan cara seperti itu besar kemungkinan prospek merasa mendapat suatu informasi baru yang sebelumnya tidak mereka ketahui secara detail. Prospek akan bungkam atau bisa menggunakan alasan lainnya yang mereka ketahui dalam melakukan penolakan. Kita sebagai tenaga penjual tinggal mengulangi jurus - jurus Tai Chi yang sama terhadap semua penolakan atau keberatan atau informasi yang salah dan mengakhirinya dengan suatu serangan balik berupa solusi yang dapat menjawab langsung ke inti permasalahan.

Alhasil jika teknik Tai Chi yang kita lakukan selalu telak, bisa jadi prospek akan langsung Totally Knock-out.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Pin It!

Thursday, July 3, 2014

Maju Itu Tidak Bisa Sendirian

Bro & Sis, tentunya pernah dengar filosofi "2 kepala lebih baik dari 1" kan? Ini bukan kampanye terselubung pilpres dan tidak ada hubungannya sama sekali, kecuali dipaksakan begitu :)

Beberapa orang berpendapat  bekerja dengan lebih dari satu orang itu ajak membawa kita kepada fresh market.  Bukti filosofi ini bisa ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan bisnis waralaba (franchise) atau bisnis lain yang berhubungan dengan teknik pemasaran melalui jaringan. Bahkan pada sistem perdagan tradisional atau konvensional, omzet penjualan bisa meningkat jika pedagang tradisional itu membuka cabang - cabang atau outlet - outlet baru.

Kalau saya pribadi berpendapat bahwa masing - masing orang punya jatah rejekinya sendiri - sendiri, sehingga dengan bekerja sama dengan banyak orang yang memiliki visi dan tujuan yang sama akan mampu mengumpulkan rejeki - rejeki tersebut menjadi satu dalam lingkup bisnis kita. Contoh populer misalnya dalam sehari kita dapat menjual makanan dalam 8 jam bekerja sebanyak 30 porsi, sekuat tenaga kita menjual dengan segala kemampuan kita yang terbatas seperti tenaga dan waktu mungkin hasilnya bisa mendongkrak penjualan kita sedikit lebih tinggi dari 30 porsi. Tapi jika kita berjualan dalam jaringan kita misalnya sebanyak 3 orang dengan waktu yang sama maka nilai pengali omzet kita semakin lebih banyak dan peningkatannya bisa sangat signifikan. Misalnya dari 3 orang mitra kita mampu menjual rata - rata 10 porsi dalam sehari maka omzet kita akan bertambah 100% atau dua kali lipat dari omzet prubadi kita dengan investasi waktu dan tenaga yang sama. Kalau ketiga mitra kita tersebut masing - masing mengajak 3 orang temannya untuk menjual makanan yang sama, maka omzet kita berlipat ^3 dari omzet pribadi kita.

Dari analisa sederhana ini dapat disimpulkan bahwa untuk maju kita harus rame - rame dan tidak bisa sendirian. Mari ajak kerabat dan rekan kita untuk maju bersama - sama.

Semoga bermanfaat bagi kita semua

Pin It!