Wednesday, December 12, 2012

Cerita Inspiratif Seputar Asuransi bag.4

Satu setengah tahun yang lalu, saya pernah menawarkan asuransi di salah satu TK di kawasan Cirendeu Tangerang Selatan. Saya bertemu dengan beberapa ibu - ibu yang menunggu putra - putrinya di kantin didekat TK itu. Ibu - ibu itu duduk berkelompok, saya tertarik dengan kelompok ibu - ibu yang sedang tidak sedang makan dan membicarakan dan berbagi tentang perilaku anak - anak mereka. Setelah permisi, saya minta waktu dan kesediaan mereka untuk mengikut presentasi mengenai perencanaan keuangan keluarga dengan manfaat tunjangan pendidikan anak. Setelah memperkenalkan diri saya dan selama presentasi berlangsung, 2 dari ibu - ibu tersebut permisi untuk melihat anaknya dan satunya permisi untuk sarapan pagi dan tetap memisahkan diri walaupun saya sudah bilang kepadanya bahwa presentasi ini santai bisa disambi pada saat makan sekalipun.

Akhirnya tinggal 3 orang yang mendengarkan presentasi saya, setelah presentasi saya melakukan dialog dengan ibu - ibu itu untuk mendapatkan harapan, kebutuhan dan prioritas mereka bagi putra - putrinya. Namun dari 3 ibu - ibu tersebut, hanya satu yang aktif menceritakan harapan, kebutuhan dan prioritas bagi anak - anaknya, ibu ini - sebut saja Mawar juga memiliki pengetahuan lebih tentang pengelolaan keuangan keluarga, yang ternyata latar belakang ibu ini selain pernah bekerja sebagai bagian dari department Finance dikantornya dan juga bersuamikan seorang HRD yang berususan dengan Compensation and Benefit disalah satu perusahaan pertambangan yang bersertifikasi CFP (Certified Financial Planner). Akhirnya saya sampai kepada pembuatan ilustrasi, saya mendapatkan 3 nilai premi bulanan yang diajukannya. Setelah menjelaskan ilustrasi dari ketiga pilihan premi itu, saya memberikan kartu nama dan meminta nomor telepon ibu muda itu untuk keperluan follow up beberapa hari kemudian.

Setelah 2 hari, saya kembali kontak ibu itu. Dia minta waktu untuk membicarakan dengan suaminya dan menjanjikan akan mengabarkan hasilnya melalui Whatsapp messenger. Beberapa hari kemudian, pada saat saya prospekting di tempat lainnya, melalui Whatsapp ibu ini mengatakan bahwa dia tidak jadi mengambil asuransi untuk anaknya ini, karena suaminya keberatan dan alergi jika mendengarkan asuransi. Suaminya menyarankan agar uangnya diinvestasikan ke jenis investasi lainnya yang lebih liquid, yang dapat dicairkan kapanpun dan juga cukup menguntungkan.

Besok paginya saya telpon ibu ini dan saya bilang bahwa usia anaknya ini sangat tepat untuk mendapatkan manfaat asuransi, terutama untuk asuransi pendidikan pada saat masuk SD, SMP, SMA dan S1-nya dan saya menawarkan solusi yang agak menyimpang sebenarnya, bagaimana jika dia tidak menceritakan kepesertaan asuransinya kepada suaminya, karena pertimbangannya, karena ibu ini masih memiliki penghasilan sendiri. Setelah beberapa minggu kemudian, ibu ini menghubungi saya, setuju dengan ide tersebut dan memutuskan untuk ikut asuransi dengan premi 6 juta per tahun. Segera saya meluncur ke kantornya untuk mendaftarkan asuransi dan mengambil persyaratan administratif sebagai persyaratan pengajuan asuransi jiwa. Dari data tersebut, saya baru tahu ternyata rumah tinggal ibu ini tidak jauh dari rumah saya dan jalan didepan rumahnya terbilang sering saya lewati.

Setelah sekitar setahun kemudian, saya terkejut waktu melewati rumahnya, karena didepan pagarnya terdapat tenda dan bendera kuning (bendera sebagai tanda jika ada yang meninggal dunia di Jakarta). Setelah bertanya kepada orang - orang yang ada disekitar rumah itu bahwa ibu Mawar meninggal dunia karena kecelakaan pesawat terbang. Segera saya berinisiatif untuk menghubungi calon prospek saya yang janjian ketemu hari itu untuk mendapatkan ilustrasi asuransi, dengan urusan mengurus klaim meninggal salah satu klien saya.

Setelah saya coba mencari tahu bagaimana cara menyampaikan asuransi kepada suaminya, saya cari seluruh dokumentasi polis atas nama Ibu Mawar ini. Keesokannya setelah saya dapatkan data ibu Mawar dan menyiapkan semua formulir klaim, saya beranikan datang kerumah kediamannya dan bertemu dengan orang tua dari ibu Mawar dan suaminya. Setelah saya jelaskan bahwa ibu Mawar ini punya asuransi, bapak Fulan menyangkal kalau istrinya memiliki asuransi dan meminta untuk tidak mengganggu keluarganya, karena sedang berkabung. Saya segera munjukkan print pengajuan polis atas nama anaknya yang bungsu, dia minta waktu untuk mencari polis yang disimpan istrinya dalam beberapa hari tapi tidak ditemukannya. Polis ini ditemukan setelah barang - barang istrinya, dibawa kerumah dan segera saya antar bapak Fulan ke kantor asuransi untuk proses klaim.

Pada saat suami itu menerima santunan kematian dan kecelakaan sebesar hampir 300 juta rupiah, dia menangis sepanjang perjalanan sampai dirumahnya dan berkata kepada anak - anaknya, bahwa ini hadiah dari ibunya dan tekad keras ibunya untuk memberikan dukungan untuk pendidikan anaknya. Uang ini direncanakan untuk dimasukkan kembali sebagai investasi untuk pendidikan anaknya sebesar 100 juta rupiah dan sisanya disumbangkan kepada salah satu yayasan yatim piatu yang tidak jauh dari rumahnya.
Pin It!

No comments:

Post a Comment

Thank you to leave a comment for berasuransi. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!