Wednesday, December 12, 2012

Cerita Inspiratif Seputar Asuransi bag.3

Pada saat canvassing, saya bertemu dengan ibu pemilik toko perabotan rumah tangga didekat salah satu pasar tradisional tersibuk di Jakarta Selatan. Waktu itu, toko sudah hampir tutup karena mereka buka hanya sampai jam 6 sore. Saya mengutarakan apa yang akan saya tawarkan dan menanyakan apakah keluarga mereka sudah diproteksi dengan asuransi.

Si ibu mengatakan dengan cepat kalau semua keluarganya sudah memiliki asuransi dan pada saat itu juga si ibu dengan nada tinggi langsung menghardik saya dan mengatakan bahwa asuransi itu adalah penipu. Karena klaim asuransi suaminya ditempat yang sama dengan asuransi yang saya tawarkan ini, ditolak. Suaminya sudah habis 80 juta untuk pasang ring jantung di Malaysia dan tidak sepeserpun penggantian dari asuransi, Ibu tersebut meminta saya untuk pergi dan menyampaikan penyesalannya ikut asuransi.

Antara penasaran dengan proses klaim yang diajukan oleh suami ibu tersebut dan niat saya untuk membantu proses klaim yang telah ditolak oleh asuransi membuat saya untuk tidak segera pergi dan menanggapi keluhannnya. Saya mencoba mendapatkan sela dimana si ibu bicara soal berapa uang yang telah dia keluarkan untuk pembayaran premi asuransi tiap bulannya yang ditotal sebesar 3 juta rupiah perbulan untuk memproteksi dia dan suaminya yang kira - kira berumur diatas 50 tahun tersebut. Si ibu menunjukkan struk - stuk pembayaran ATM yang di-staples dengan sangat rapi dan juga membuka salah satu amplop rekening koran (laporan perkembangan asuransi) yang terakhir untuk menunjukkan nilai tunai yang terbentuk dan dia juga mengeluhkan  nilai tunai yang lebih kecil dengan total modal yang dia sudah keluarkan. 

Setelah merasa waktu yang tepat untuk bicara, saya meminta ibu tersebut untuk menunjukkan surat penolakan klaim, untuk mengetahui penyebab pasti kenapa proses klaim suaminya ditolak dan meminta ditunjukkan polisnya. Selama si ibu ini mencari polis dan surat penolakan klaim, suaminya keluar dengan kruk, dan menceritakan bagaimana dia di "pingpong" pada saat pengajuan asuransi dan sudah berapa banyak agen yang membantunya dan mengeluhkan dia merasa rugi dengan kepesertaan asuransi.

Pada saat si ibu keluar, para karyawan menanyakan apakah tokonya mau ditutup, tapi si ibu bilang kita lembur dan toko biarkan terbuka dan beberapa karyawannya yang perempuan boleh pulang. Ini menjadi salah satu tekanan lain (selain waktu yang sempit, menjelaskan sambil berdiri dan emosi bapak dan ibu pemilik toko yang susah  untuk menerima penjelasan saya) buat saya, agar solusi yang saya berikan nanti dapat memuaskan mereka.

Setelah melihat polis, saya menjelaskan bagaimana sang agen mereka membuatkan prioritas solusi terbaik bagi keduanya, pada saat ikut bapak ibu ini sudah cukup berumur sehingga prosentasi nilai proteksi asuransinya lebih besar ketimbang prosentase nilai investasinya dengan demikian maka pada saat terjadi suatu resiko, mereka akan mendapatkan suatu proteksi yang maksimal. Saya jelaskan juga bahwa berapa nilai premi umumnya untuk usia 45 tahun dan premi yang dibayarkan oleh mereka termasuk yang standar. Dengan penjelasan prosentasi itulah mereka dapat menerima dan puas dengan penjelasan saya, kenapa nilai investasi mereka kecil dan terlihat merugikan.

Akhirnya saya masuk ke bagian akar masalah dari yang mereka alami, yaitu penolakan klaim. Setelah membaca surat penolakan tersebut, saya mendapatkan informasi bahwa pada saat mengajukan asuransi, suaminya tidak menyampaikan informasi yang benar bahwa sebelumnya dia telah pernah terkena serangan jantung dan pernah diopname di rumah sakit, ditambah pula dengan rumah sakit tempat suaminya berobat memasang ring ini bukanlah rumah sakit yang melakukan kerjasama dengan asuransi. Dari penjelasan saya ini, mereka dapat mengerti walaupun mereka tetap merasa dirugikan. Saya jelaskan bahwa konsultasi dengan agen yang saat itu membuatkan polis adalah suatu keharusan yang diikuti oleh klien agar tidak terjadi suatu kesalahpahaman atau tidak sampainya informasi penting yang harus diikuti oleh klien, padahal ketentuan - ketentuan ini dijelaskan secara detail didalam buku polis.

Saya menambahkan bahwa mereka untuk mengurungkan niat untuk menutup asuransi mereka, karena selain masa setor mereka masih cukup lama sekitar 2 tahun lagi, juga mereka akan mendapatkan keuntungan lebih setelah masa setoran karena masa pertanggungan yang ada dipolis sampai dengan usia 65 tahun, walaupun mereka sudah tidak menyetor premi bulanan lagi. Saya juga menekankan bahwa nilai tunai yang terbentuk akan terus berkembang dan masa proteksi cukup digunakan untuk mendapatkan klaim, khususnya untuk pertanggungan dasar seperti kematian dan kecelakaan.

Mereka akhirnya berterima kasih kepada saya, saya dihadiahi sebuah rice cooker dari tokonya dan sebelumnya mereka menawarkan komisi 10% dan dia mau membuatkan pernyataan secara tertulis diatas materai untuk komisi jika, klaim 80 juta tersebut keluar. Tapi melihat kasus yang ada, saya menjelaskan bahwa siapapun, mau pakai pengacara sekalipun, mereka tidak akan menang karena secara jelas klaim yang dilakukan oleh suaminya tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dan informasi yang diberikan juga tidak benar sejak awal.

Saya pulang dengan sebuah rice cooker dan rasa senang karena bisa membantu mereka keluar dari masalah dengan solusi yang sama - sama untung dan keluar dari masalah yang mereka tidak mengerti penyebabnya.
Pin It!

No comments:

Post a Comment

Thank you to leave a comment for berasuransi. We will get back to you as soon as possible. Have a great day!